MAKALAH
ANALISA GAS DARAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN
Di susun oleh:
Nama : Anik Apriani
Nim :G2A011008
Prodi : S1 keperawatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA SEMARANG
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN 2011/2012
Kata pengantar
Puji syukur tak henti-hentinya saya panjatkan kepada
Allah SWT dan Rosulallah Muhammad SAW yang telah memberikan barokah dan hidayah
sehingga bisa menyelesaikan makalah dengan tema Analisa Gas Darah.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas individu pada mata
kuliah ilmu keperawatan dasar 1.
Kami mengucapakan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.makalah ini masih jauh kata
sempurna,oleh karen itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu bagi kita semua.
Semarang,Desember 2011
penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analis gas darah
sering digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam –basa spesifik
pada tingkat kompensasi yang telah
terjadi.meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah
arterial,jika sampel darah arteri tidak dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat juga digunakan.
Oleh karena itu kami sebagai calon perawat profesional
diharapkan mengerti tentang definisi analisa gas darah,langkah-langkah menilai
gas darah,tujuan pengambilan analisa gas darah pada
pasien,indikasi,faktor-faktor yang mempengaruhi analisa gas darah dan yang
lainya.bagian tersebut akan dijelaskan pada BAB II pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa Gas Darah
1.DEFINISI
Pemeriksaan Analisa gas darah penting untuk menilai
keadaan fungsi paru-paru.pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah
astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan
juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan
gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Meskipun
biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,jika sampel
darah arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil
berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan
suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam
basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung
pada konsentrasi ion H+ dan
dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
- Mekanisme dapar kimia
- Mekansime pernafasan.
- mekanisme ginjal .
tabel gas-gas darah normal dari
sample arteri dan vena campuran.
parameter
|
Sampel arteri
|
Sampel vena
|
Ph
|
7,35-7,45
|
7,32-7,38
|
PaCO2
|
35-45 mmHg
|
42-50 mmHg
|
PaO2
|
80-100mmHg
|
40 mmHg
|
Saturasi oksigen
|
95%-100%
|
75%
|
Kelebihan /kekurangan basa
|
+ atau -2
|
+ atau -2
|
HCO3
|
22-26 mEq/L
|
23-27 mEq/L
|
II.LANGKAH-LANGKAH
MENILAI GAS DARAH
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengevalusi
nilai gas darah arteri.langkah-langkah ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai
rata-rata adalah:
Ph=7.4
PaCO2=40 mmHg
HCO3=24 mEq/L
- pertama-tama,perhatikan
pH.pH dapat tinggi,rendah atau normal sebagai berikut :
pH > 7.4
(alkolisis)
pH < 7.4 (asidosis
)
pH = 7.4
(normal)
pH normal dapat menunjukan gas darah
yang benar-benar normal atau pH yang normal ini mungkin suatu indikasi
ketidakseimbangan yang terkompensasi.ketidakseimbangan yang terkompensasi
adalah suatu ketidakseimbangan di mana tubuh sudah mampu memperbaiki pH
contohnya,seorang pasien dengan asidosis
metabolik primer dimulai dengan kadar bikarbonat yang rendah tetapi dengan
kadar karbondioksida yang normal.segera sesudah itu paru-paru mencoba
mengkompensasi ketidakseimbangan dengan mengeluarkan sejumlah besar
karbondioksida (hiperventilasi)
- langkah
berikut adalah untuk menentukan penyebab primer gangguan.hal ini dilakukan
dengan mengevaluasi PaCO2 dan HCO3 dalam hubunganya dengan pH.
v
pH > 7.4 (alkolisis)
1. jika PaCO2 < 40 mmHg.gangguan primer adalah
alkolisis
respiratorik(situasi ini timbul jika
pasien mengalami hiperventilasi dan blow’s off terlalu bnayak karbon
dioksida.ingat kembali jika karbondioksida terlarut dalam air menjadi asam
karbonik bagian asam dari sistem buffer asam karbonik bikarbonat).
2. jika
HCO3 > 24 meq/L ,gangguan primer adalah alkolisis metabolik(situasi ini
timbul jika tubuh memperoleh terlalu banyak bikarbonat,subtansi alkali bikarbonat dalah basa atau bagian alkali dari sisitem
buffer asam karbonik-bikarbonat).
v
pH < 7.4 (asidosis)
1.
jika PaCO2 > 40 mmHg ,gangguan utama
adalah asidosis respiratorik.(situasi
ini timbul jika pasien mengalami hipoventilasi dan karenanya menahan
terlalu banyak karbondioksida suatu
substansi asam)
2.
jika HCO3 < 24 meq/L,gangguan primer
dalah asidosis metabolik
(situasi ini timbul jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena kehilangan langsung bikarbonat atau bikarbonat atau karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton)
(situasi ini timbul jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena kehilangan langsung bikarbonat atau bikarbonat atau karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton)
3.
langkah berikutnya mencakup menentukan
apakah kompensasi telah terjadi.hal ini
dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer. jika nilai ini
bergerak ke arah yang sama dengan nilai primer ,kompensasi sedang berjalan
pertimbangkan gas-gas berikut ini:
pH PaCO2 HCO3
7.20 60mmHg 24 mmHg
7.40
60mmHg
37mmHg
4.
. Buat
penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa
campuran)
Bagian yang pertama( 1) menunjukkan asidosis respiratorik
akut tanpa kompensasi (PaCO2 tinggi
HCO3 normal)bagian yang kedua (2 )
menunjukkan asidosis respiratorik kronik perhatikan bahwa kompensasi
sudah untuk menyeimbangkan PaCO2 yang tinggi dan menghasilkan suatu pH yang
normal.
III. Tujuan analisa gas darah
1. Menilai
tingkat keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui
kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme
tubuh.
IV. Indikasi
1. Pasien
dengan penyakit obstruksi paru kronik.
2. Pasien deangan edema pulmo.
3. Pasien
akut respiratori distress sindrom (ARDS).
4. Infark miokard.
5. Pneumonia
6. Klien syok
7. Post pembedahan coronary arteri
baypass.
8. Resusitasi cardiac arrest
9. Klien dengan perubahan status
respiratori
10. Anestesi yang terlalu lama.
V. Faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan AGD
{ Gelembung udara
Tekanan
oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang
dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
{ Antikoagulan
Antikoagulan
dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh
karena efek penurunan CO2 terhadap
pH dihambat oleh keasaman heparin.
{ Metabolisme
Sampel
darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya
sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung
diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
{ Suhu
Ada
hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan
mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH
darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan
hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.
VI. Komplikasi
Ø Apabila
jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
Ø Perdarahan.
Ø Cidera syaraf.
Ø Spasme arteri.
VII. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F
Tindakan pungsi arteri harus dilakukan
oleh perawat yang sudah terlatih
F
Spuit yang digunakan untuk mengambil
darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku
F
Kaji ambang nyeri klien, apabila klien
tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal
F
Bila menggunakan arteri radialis,
lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan
arteri
F Untuk memastikan apakah yang keluar darah
vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa
kita tarik berarti darah arteri
F Apabila darah sudah berhasil diambil,
goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku
F
Lakukan penekanan yang lama pada bekas
area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena)
F
Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil
mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus
F
Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum
darah diambil
F
Segera kirim ke laboratorium ( sito
)
VIII. Persiapan
pasien
z
Jelaskan prosedur dan tujuan dari
tindakan yang dilakukan
z Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan
akan menimbulkan rasa sakit
z
Jelaskan
komplikasi yang mungkin timbul.
IX. Persiapan alat
!
Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25
(untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
!
Heparin
!
Yodium-pov
!
Penutup
jarum (gabus atau karet)
!
Kasa steril
!
Kapas alcohol
!
Plester dan gunting
!
Pengalas
!
Handuk
!
Sarung
tangan sekali
!
Obat
anestesi lokal jika dibutuhka
!
Wadah berisi es
!
Kertas label untuk nama
!
Thermometer
!
Bengkok.
X. Prosedur kerja
"
Baca status dan data klien untuk memastikan
pengambilan AGD.
"
Cek
alat-alat yang akan digunakan.
"
Cuci tangan.
"
Beri salam dan panggil klien sesuai
dengan namanya.
"
Perkenalkan nama perawat.
"
Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan pada klien.
"
Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan.
"
beri
kesempatan pada klien untuk bertanya.
"
Tanyakan keluhan klien saat ini.
"
Jaga privasi klien
"
Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
klien
"
Posisikan klien dengan nyaman
"
Pakai
sarung tangan sekali pakai
"
Palpasi arteri radialis
"
Hiperekstensikan pergelangan tangan
klien di atas gulungan handuk
"
Raba kembali arteri radialis dan palpasi
pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
"
Desinfeksi area yang akan dipungsi
menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol.
"
Berikan anestesi lokal jika perlu.
"
Bilas
spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan
spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
"
Sambil
mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri
klien dengan tangan yang lain
"
Observasi adanya pulsasi (denyutan)
aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan
pungsi mengenai vena). Ambil darah 1 sampai 2 ml.
"
Tarik spuit dari arteri, tekan bekas
pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
"
Buang
udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
"
Putar-putar spuit sehingga darah
bercampur dengan heparin
"
Tempatkan spuit di antara es yang sudah
dipecah
"
Ukur suhu dan pernafasan klien.
"
Beri label pada spesimen yang berisi
nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan
terapi oksigen
"
Kirim segera darah ke laboratorium
"
Beri plester dan kasa jika area bekas
tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untu klien yang mendapat terapi
antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
"
Bereskan alat yang telah digunakan, lepas
sarung tangan
"
Cuci tangan
"
Kaji
respon klien setelah pengambilan AGD
"
Berikan
reinforcement positif pada klien
"
Buat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
"
Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
"
Dokumentasikan
di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah
diambil dan respon klien.
BAB III
PENUTUP
Demikian pembahasan dari materi analisa gas darah yang
dapat dismpulkan bahwa tujuan dari analisa gas tersebut adalah mengetahui
fungsi jantung dengan pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah
astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis,selain itu Menilai tingkat
keseimbangan asam dan basa dan terakhir Menilai kondisi fungsi metabolisme
tubuh.
Pemeriksaan
AGD dengan prosuder-prosuder yang telah dijelaskan pada BAB II pembahsan dan AGD
juga dipengaruhi factor-faktor yang juga dijelaskan diatas.Sekian hasil
makalah ini semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
buku ajar
keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddart edisi 8 vol 1 penerbit buku
kedokteran.