Senin, 05 Desember 2011

blood gases analyse


MAKALAH
ANALISA GAS DARAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN
    




Di susun oleh:
Nama : Anik Apriani
                                                                                          Nim          :G2A011008
                                                                                        Prodi         : S1 keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA SEMARANG
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN 2011/2012


Kata pengantar
Puji syukur tak henti-hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT dan Rosulallah Muhammad SAW yang telah memberikan barokah dan hidayah sehingga bisa menyelesaikan makalah dengan tema Analisa Gas Darah.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas individu pada mata kuliah ilmu keperawatan dasar 1.
Kami mengucapakan  terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.makalah ini masih jauh kata sempurna,oleh karen itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat  bagi pembaca untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu  bagi kita semua.




Semarang,Desember 2011
   

                                                                                                                 penyusun





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Analis gas darah  sering digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam –basa spesifik pada tingkat kompensasi  yang telah terjadi.meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arterial,jika sampel darah arteri tidak dapat diperoleh suatu sampel vena  campuran dapat juga digunakan.
Oleh karena itu kami sebagai calon perawat profesional diharapkan mengerti tentang definisi analisa gas darah,langkah-langkah menilai gas darah,tujuan pengambilan analisa gas darah pada pasien,indikasi,faktor-faktor yang mempengaruhi analisa gas darah dan yang lainya.bagian tersebut akan dijelaskan pada BAB II pembahasan.











BAB II
PEMBAHASAN

Analisa Gas Darah
1.DEFINISI
Pemeriksaan Analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru-paru.pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,jika sampel darah arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
  1. Mekanisme dapar kimia
  2. Mekansime  pernafasan.
  3. mekanisme ginjal .




tabel gas-gas darah normal dari sample arteri  dan vena campuran.

parameter
Sampel arteri
Sampel vena
Ph
7,35-7,45
7,32-7,38
PaCO2

35-45 mmHg
42-50 mmHg
PaO2

80-100mmHg
40 mmHg
Saturasi oksigen
95%-100%
75%
Kelebihan /kekurangan basa
+ atau -2
+ atau -2
HCO3

22-26 mEq/L
23-27 mEq/L

II.LANGKAH-LANGKAH MENILAI GAS DARAH
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengevalusi nilai gas darah arteri.langkah-langkah ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai rata-rata adalah:
Ph=7.4
PaCO2=40 mmHg
HCO3=24 mEq/L
  1. pertama-tama,perhatikan pH.pH dapat tinggi,rendah atau normal sebagai berikut :
pH > 7.4 (alkolisis)
pH < 7.4 (asidosis )
pH = 7.4 (normal)
pH normal dapat menunjukan gas darah yang benar-benar normal atau pH yang normal ini mungkin suatu indikasi ketidakseimbangan yang terkompensasi.ketidakseimbangan yang terkompensasi adalah suatu ketidakseimbangan di mana tubuh sudah mampu memperbaiki pH
contohnya,seorang pasien dengan asidosis metabolik primer dimulai dengan kadar bikarbonat yang rendah tetapi dengan kadar karbondioksida yang normal.segera sesudah itu paru-paru mencoba mengkompensasi ketidakseimbangan dengan mengeluarkan sejumlah besar karbondioksida (hiperventilasi)
  1. langkah berikut adalah untuk menentukan penyebab primer gangguan.hal ini dilakukan dengan mengevaluasi  PaCO2 dan  HCO3 dalam hubunganya dengan pH.
v      pH > 7.4 (alkolisis)
1.       jika  PaCO2 < 40 mmHg.gangguan primer adalah alkolisis
respiratorik(situasi ini timbul jika pasien mengalami hiperventilasi dan blow’s off terlalu bnayak karbon dioksida.ingat kembali jika karbondioksida terlarut dalam air menjadi asam karbonik bagian asam dari sistem buffer asam karbonik bikarbonat).
2.       jika HCO3 > 24 meq/L ,gangguan primer adalah alkolisis metabolik(situasi ini timbul jika tubuh memperoleh terlalu banyak bikarbonat,subtansi  alkali bikarbonat  dalah basa atau bagian alkali dari sisitem buffer asam karbonik-bikarbonat).
v      pH < 7.4 (asidosis)
1.       jika PaCO2 > 40 mmHg ,gangguan utama adalah asidosis respiratorik.(situasi  ini timbul jika pasien mengalami hipoventilasi dan karenanya menahan terlalu  banyak karbondioksida suatu substansi asam)
2.       jika HCO3 < 24 meq/L,gangguan primer dalah asidosis metabolik
(situasi ini timbul jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena kehilangan langsung bikarbonat atau bikarbonat atau karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton)
3.       langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi.hal ini  dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer. jika nilai ini bergerak ke arah yang sama dengan nilai primer ,kompensasi sedang berjalan pertimbangkan gas-gas berikut ini:

                       pH                     PaCO2                               HCO3
                 7.20                    60mmHg                          24 mmHg
                                               7.40                    60mmHg                          37mmHg
4. .      Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran)
Bagian yang pertama( 1) menunjukkan asidosis respiratorik akut tanpa kompensasi  (PaCO2  tinggi   HCO3 normal)bagian yang kedua (2 )  menunjukkan asidosis respiratorik kronik perhatikan bahwa kompensasi sudah untuk menyeimbangkan   PaCO2   yang tinggi dan menghasilkan suatu pH yang normal.         
III. Tujuan analisa gas darah
1.       Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2.       Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3.       Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.
IV. Indikasi
1.       Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.
2.       Pasien deangan edema pulmo.
3.       Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).
4.       Infark miokard.
5.       Pneumonia
6.       Klien syok
7.       Post pembedahan coronary arteri baypass.
8.       Resusitasi cardiac arrest
9.       Klien dengan perubahan status respiratori
10.    Anestesi yang terlalu lama.
V. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD
{      Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
{      Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
{      Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
{      Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.
                  VI. Komplikasi
Ø       Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
Ø       Perdarahan.
Ø       Cidera syaraf.
Ø       Spasme arteri.
 VII. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F            Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
F            Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku
F            Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal
F            Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui  kepatenan arteri
F         Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah  arteri
F        Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku
F            Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena)
F            Keluarkan  udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus
F            Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
F            Segera kirim ke laboratorium ( sito ) 
VIII.  Persiapan pasien
z            Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
z           Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
z            Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
 IX.   Persiapan alat
!            Spuit  2 ml atau 3ml  dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
!             Heparin
!            Yodium-pov
!             Penutup jarum (gabus atau karet)
!             Kasa steril
!              Kapas alcohol
!              Plester dan gunting
!             Pengalas
!              Handuk
!            Sarung tangan sekali
!            Obat anestesi lokal jika dibutuhka
!              Wadah berisi es
!             Kertas label untuk nama
!             Thermometer
!            Bengkok.
 X. Prosedur kerja
"           Baca  status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD.
"            Cek alat-alat yang akan digunakan.
"            Cuci tangan.
"           Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya.
"            Perkenalkan nama perawat.
"             Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien.
"            Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan.
"           beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
"             Tanyakan keluhan klien saat ini.
"             Jaga privasi klien
"           Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
"            Posisikan klien dengan nyaman
"           Pakai sarung tangan sekali pakai
"            Palpasi arteri radialis
"           Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
"           Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
"           Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol.
"            Berikan anestesi lokal jika perlu.
"             Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
"             Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
"           Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena) Ambil darah 1 sampai 2 ml.
"           Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
"            Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
"           Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
"           Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
"            Ukur suhu dan  pernafasan klien.
"           Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
"            Kirim segera darah ke laboratorium
"           Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untu klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
"           Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
"            Cuci tangan
"            Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
"           Berikan reinforcement positif pada klien
"            Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
"            Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
"            Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien.
                                                                        
                                                                     












BAB III
PENUTUP
Demikian pembahasan dari materi analisa gas darah yang dapat dismpulkan bahwa tujuan dari analisa gas tersebut adalah mengetahui fungsi jantung dengan pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis,selain itu Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa dan terakhir  Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.
Pemeriksaan AGD dengan prosuder-prosuder yang telah dijelaskan pada BAB II pembahsan dan AGD juga dipengaruhi factor-faktor yang juga dijelaskan diatas.Sekian  hasil  makalah ini semoga bermanfaat.















DAFTAR PUSTAKA
buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddart edisi 8 vol 1 penerbit buku kedokteran.